Pengelolaan bahan perpustakaan terus mengalami perkembangan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Menyadari hal ini Bidang Pelayanan Informasi Hukum mengadakan Rapat Pengembangan Pengelolaan Perpustakaan terkait Resource Description and Access (RDA) pada Senin, 28 November 2022 di Ruang Rapat Hardjito  Lantai 1 Gedung JDIHN Badan Pembinaan Hukum Nasional.

Kegiatan diawali dengan Sambutan Kepala Pusat JDIHN, yang dibacakan oleh Katarina Rosariani (Pustakawan Ahli Madya) yang menyampaiakn pentingnya Sharing Knowledge  sebagai upaya peningkatan kualitas dalam pengelolaan dan layanan perpustakaan secara prima. Dalam sambutan tersebut Kapus JDIHN menghimbau kepada seluruh peserta yang hadir agar dapat menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk menggali ilmu dan pengalaman yang dimiliki narasumber sehingga dapat bermanfaat, tidak hanya bagi personal tetapi juga organisasi dalam mengoptimalkan pemberian layanan perpustakaan kepada masyarakat kedepannya.

Sesi berikutnya, disampaikan pemaparan materi oleh Wisnu Hardi (National Library of Australia) sebagai Narasumber dalam giat hari ini. Katalogisasi berbasis Resource Description and Access (RDA) menjadi materi yang dipilih dan dibahas dalam Kegiatan hari ini, mengingat katalogisasi merupakan salah satu unsur utama dalam pengolahan bahan koleksi perpustakan dan saat ini RDA merupakan standar yang digunakan secara internasional sehingga data yang disajikan dapat beradaptasi dengan struktur database yang beragam dan kompatibel untuk diterapkan dalam berbagai sistem katalog online yang ada. "Kemunculan RDA didorong oleh adanya fakta bahwa perpustakaan kini beroperasi dalam dunia digital dan berbasis web yang membuat hubungan antara kreator metadata dan pengguna di luar perpustakaan menjadi semakin penting". Ujar Wisnu dalam pemaparannya diawal. Selanjutnya wisnu juga menjelaskan bagaimana perkembangan sistem katalogisasi mulai dari AACR2 dan sekarang menjadi RDA serta keterkaitannya MARC dan Dublin Core dalam penerapannya serta teknis dan deskripsi penggunaan RDA sendiri dalam mengolah informasi bahan koleksi. "Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR) adalah model konseptual yang menjadi fondasi dasar RDA. RDA kini lebih dapat merespon perkembangan dunia digital jauh lebih baik ketimbang pendahulunya, AACR2." Ungkap Wisnu Hardi disela presentasinya. 

Seusai penyampaian materi, dibuka ruang diskusi untuk peserta rapat yang hadir agar dapat menggali lebih dalam lagi materi yang disampaikan narasumber. Peserta hadir cukup antusias pada sesi ini dan sebagian besar pertanyaan yang disampaikan mengenai bagaimana teknis penerapan RDA terhadap pengolahan yang telah dilakukan. Dan dijelaskan Wisnu meskipun telah menerapkan RDA dalam pengolahan tetap diperlukan Standar Baku terhadap pencatatan yang dilakukan sehingga seragam data yang dihasilkan, seperti keseragaman penulisan TEU, Kosa kata terkendali (subjek) sehingga ketika dijalinkan dengan database bibliografi lainnya dapat terintegrasi dengan mudah. Keterbatasan waktu menjadi pembatas dan akhir dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan pengelolaan perpustakaan, dan sebagai penutup penyelenggara mengucapkan terima kasih atas kehadiran narasumber dan seluruh peserta.

Dari hasil penyampaian materi dan diskusi dalam giat rapat pengembangan pengelolaan perpustakaan dapat ditarik kesimpulan bahwa dibutuhkan skema dan perencanan yang jelas untuk mengimplementasikan RDA dalam pengolahan bahan perpustakaan. Kolaborasi terhadap pihak-pihak terkait juga sangat dibutuhkan dalam penerapannya sehingga layanan informasi hukum yang semakin berkualitas dapat terwujud, dan poin ini dapat menjadi masukkan dalam pengembangan pengelolaan perpustakaan kedepannya.